Saturday 5 October 2013
Menanti Pagi di Pantai Oeseli Rote Barat Daya NTT
Namaku Nadia. Aku adalah seorang pengajar muda dari Indonesia Mengajar. Selama setahun, aku menempati kepulauan Rote Ndao NTT untuk megajar di SD Inpres Bandu. Awal aku di Rote Ndao, aku harus mengunjungi beberapa daerah di Derah Rote Ndao. Paling tidak, aku harus tahu dimana teman-temanku akan tinggal selama setahun. Kami bersembilan dan ditempatkan di daerah yang berbeda-beda di Rote Ndao.
Destinasi kali ini adalah di Rote Barat Daya. Tempat Rizky ditempatkan. Rizky adalah salah satu pengajar muda Indonesia Mengajar di Rote Barat Daya. Kami berencana menginap ditempat Rizky. Butuh waktu dua jam lebih untuk sampai di Rote Barat Daya dari Ba’a, ibu kota Rote Ndao. Kami kesana dengan mengendarai motor.
Tuesday 1 October 2013
DERMAGA PANTAI BARU, ROTE NDAO NTT
Bebalain 12/07/2013. Dua minggu yang lalu, aku dan teman-teman
seperjuangan pengajar muda dari Indonesia Mengajar penempatan di pulau Rote
Ndao mengunjungi dermaga kapal di Pantai Baru. Kami bersembilan orang berkumpul
di Ba’a. Perjalanan yang membutuhkan waktu yang sangat lama dari Ba’a, pusat
kota Rote Ndao menuju Pantai Baru.
Sebenarnya kedatangan kami menuju Pantai Baru adalah kunjungan keluarga
baru salah satu pengajar muda. Tetapi, sebelum berangkat kesana, kami sudah
berencana akan melihat keindahan dermaga Pantai Baru. Berjam-jam aku membonceng
Ice, teman seperjuanganku yang mengajar di Daepapan Rote Selatan. Perjalanan ke
dermaga dari Ba’a menuju Pantai Baru mungkin sekitar dua setengah jam. Saat
perjalanan, punggungku serasa mau remuk. Apalagi di perjalanan menuju dermaga,
bensin kami sempat habis. Kami harus menunggu beberapa menit menunggu teman
yang lain membawakan bensin. Pantai Baru adalah sebuah kecamatan di Rote Ndao
yang dekat dengan Rote Timur.
KELUARGA RAJA, KELUARGA BARU DI ROTE NDAO
Bebalain 12/07/2013. Namaku Nadia, aku adalah seorang pengajar muda dari
Gerakan Indonesia Mengajar. Aku menerima tugas mengajar di Kepulauan Rote Ndao.
Hampir sebulan aku disini. Di Rote Ndao aku bertemu dengan seniorku yang hampir
selesaibertugas disini.Aku adalah penggantinya. Sebenarnya dia lelaki yang
baik. Tapi terkadang kami sering berbeda pandangan tentang suatu hal. Namanya
Rady. Dia mencarikan aku hostfam yang akan menjadi tempat tinggalku selama satu
tahun di desa Bebalain ini.
Aku ditempatkan disebuah rumah yang letaknya di depan SD tempatku
mengajar, SD Inpres Bandu. Rumahku dibelakang gereja Kalvari desa Bebalain
Lobalain Rote Ndao. Rumahku sangat unik, sebab menurut cerita penduduk setempat
dan pengakuan keluargaku, keluarga baruku adalah keluarga raja di desa ini. Rumah
baruku dikelilingi pohon lontar dan pohon kelapa. Disamping rumah kami terdapat
tempat pengolahan gabah menjadi beras. Disebelahnya lagi ada kuburan para raja
Bebalain.
Bapakku bernama Paul, kepanjangan Paulus. Sedangkan mamaku bernama
Maiyah, sebenarnya namanya Damaris. Aku memiliki seorang adik bernama Etni. Dia
terkadang pendiam tapi sangat penurut. Ada juga seorang kakak bernama Alfa,
tapi dia sudah menikah dan tinggal disebelah rumah kami. Walau mungkin jarak
rumah kami dengan rumah kak Alfa sedikit jauh. Dia memiliki satu anak yang
bernama Jelita. Jelita selalu bermain ke rumahku, aku tidak merasakan kesepian.
Satu lagi, aku punya seorang adik yang sudah SMA bernama Lori, dia sekolah di
Rote Barat. Lori tinggal di asrama. Ohyah, walau mereka keluarga raja, mereka
tetap melakukan aktifitas sebagai seorang petani. Berangkat pagi dan pulang
sore bahkan malam. Aku menyepakati perjanjian dengan mamaku, beliau yang masak
pagi, dan aku yang memasak makan malam. Benar-benar keluarga yang nyaman
menurutku.
PAK POLISI DI JALUR ONATALI, ROTE TENGAH
Bebalain
12/07/2013. Dua minggu yang lalu, aku masih sangat ingat perjalananku menuju
desa Onatali Rote Tengah Rote Ndao NTT. Aku bersama 8 teman yang lainnya adalah
seorang pengajar muda dari Gerakan Indonesia Mengajar. Kami berkumpul di Ba’a, pusat kota Rote Ndao.
Tujuan kami datang ke desa Onatali adalah untuk melakukan kunjungan terhadap
salah satu rumah pengajar muda disana.
Kami berangkat
melintasi jalan raya yang panjang dan berkelok-kelok. Setengah jam berlalu,
sedikit lagi kamiakan sampai di tempat tujuan. Tiba-tiba kami melihat ada
operasi polisi di jalan. Aku sedikit was-was dengan kondisi yang ada. Aku
sangat tahu ada sebagian temanku yang baru belajar sepeda motor. Jadi sudah
ditebak, mereka tidak memiliki SIM. Kami diberhentikan oleh pak polisi dengan
tertib. Aku turun dari boncengan motor pinjaman kak Wisnu. ‘alamak, plat motor
kak Wisnu sudah expired’ pikirku. Suasana semakin tegang saat kak Wisnu dibawah
ke mobil polisi untuk ditanyai. Kemudian kami menjelaskan bahwa kami dari
Indonesia Mengajar dan baru tiba dari Jakarta. Beberapa polisi ada yang
kasihan, tetapi beberapa polisi ada yang tetap meminta proses hukum. Akhirnya
kami menerima sanksi yang diberikan oleh pak polisi. Kami kemudian
diperbolehkan untuk jalan kembali.
Sepanjang perjalanan
kami sedikit sedih dengan kejadian ini. seharusnya kami persiapkan dengan baik
rencana perjalanan ini. Kemudian, aku menolehkan kepala kearah kiri. Betapa
terkejutnya aku melihat hamparan pesisir Onatali yang begitu indah. Ada
beberapa karang cadas yang menjulang dengan perkasa. Setiap menit yang aku
habiskan, tak hentinya memandangi hamparan itu, benar-benar indah. Hari itu,
walau kami dalam keadaan kacau balau, tapi terobati dengan keindahan eksotisme
pesisir paling selatan nusantara ini. tak terasa kami telah sampai di tempat
tujuan kami. Kami bergegas turun dari motor dan menuju rumah teman kami J.
Saturday 31 August 2013
BUKIT HITUK BEBALAIN ROTE NDAO NTT
Bebalain, 12/07/2013. Pengumuman penempatan yang mengejutkan. Melalui Indonesia Mengajar, mereka menempatkanku di Rote Ndao NTT, wilayah paling selatan nusantara ini. Aku mengajar selama setahun disini. Aku dicarikan sebuah hostfam untuk tempat tinggalku oleh seniorku yang bertugas disini. Tempat tinggalku berada di daerah bukit Hituk. Tetapi bukan dipuncaknya. Jika ingin mencapai puncaknya mungkin diperlukan waktu setengah jam untuk berjalan kaki menuju puncak bukit. Daerah bukit Hituk berada di dusun Bebalain, desa Bebalain, kecamatan Lobalain Rote Ndao. Bukit Hituk adalah bukit yang memiliki rerumputan hijau yang sangat luas, seperti sejenis rumput gajah. Rumput itu terlihat seperti pangkasan pendek yang indah. Dibeberapa titik, kamu akan menemukan banyak semak belukar dan pohon lontar. Yap, pohon lontar yang menjadi sumber hidup orang-orang Rote Ndao, khususnya di daerahku sendiri. Ritual sadap lontar, gula air yang segar. Yummy.
Wednesday 28 August 2013
BERTEMU WAKIL PRESIDEN NKRI
Bebalain 12/07/2013. Baiklah,
mungkin aku akan sedikit men-flashback apa yang pernah aku alami selama masa
trainingku sebagai Calon Pengajar Muda (CPM) di Indonesia Mengajar dua bulan
yang lalu. Aku sedikit kaget ketika sebelum keberangkatan penempatan, pak wakil
presiden NKRI (Boediyono) akan memberikan sambutan selamat jalan (perpisahan) di
tempat kediamannya bekerja. Sedikit penasaran karena aku bisa bertemu langsung
dengan orang nomor dua di Indonesia ini. kami berangkat dari Jatiluhur Jawa
Barat dimana kami mendapat pelatihan. Butuh waktu 4 jam untuk mencapai tempat
itu.
Setibanya disana, aku melihat sudah banyak petugas yang berjaga ketat. Teman-temanku yang membawa gunting,silet, cutter, peniti, dan sebagainya harus menaruh barang-barang terlarang itu kepada penugas pengecekan. Kata petugas itu, barang-barang tersebut harus diamankan.
Kami menunggu wapres selama satu jam. Dia tidak telat datang, tapi mungkin kami yang terlalu cepat tiba. Ohya, di tempat itu juga kami bertemu dengan beberapa menteri NKRI dan beberapa Bupati serta Kepala Dinas dari daerah penempatan kami. Perwakilan tersebut ada yang dari Fakfak Papua, Gresik Jawa Timur, Sangihe Sulawesi dll.
Tiba-tiba keadaan menjadi hening. Ternyata pak Wapres telah tba. Dia duduk dengan ramah diseblah pak Anies Baswedan. Pak Anies membacakan laporan pertanggungjawaban setahun yang lalu kepada semua tamu undangan. Pak Anies juga menceritakan beberapa kisah yang pernah dialami oleh pengajar muda angkatan empat di penempatan.
Saatnya pak wapres memberikan sambutan dan doa restu kepadan pengajar muda angkatan enam yang akan segera berangkat. Bagi kami, doa restu dan diberikan kemudahan perizinan di penempatan adalah hal yang paling kita harapkan dari pak Wapres. Acara tersebut diakhiri dengan berjabat tangan dari seluruh pengajar muda angkatan enam kepada pak Wapres Boediyono.
Saturday 27 July 2013
WAJAH PULAU ROTE NDAO
Bebalain 12/07/2013. Fashback dua bulan yang lalu, saat pengumuman
penempatan mengajar, aku ditempatkan di kepulauan Rote Ndao. Nama Rote
Ndao begitu asing buatku. Aku tak pernah mendengar nama itu sebelumnya.
Aku semakin panik saat teman-teman mulai menangis karena mendengar
daerah penempatan. ‘Inilah awal aku harus menjalani kisah sebagai
pengajar muda di tempat antah berantah’ pikirku.
Friday 26 July 2013
TENTANG AKU DAN INDONESIA MENGAJAR
Rote Ndao, 12/07/2013. Sebelumnya, aku ingin bercerita tentang siapa aku. Namaku Elly, aku lahir dari Lamongan, Jawa Timur. Sekarang usiaku mungkin sudah 23 tahun. Semasa kecil, aku adalah sosok yang tetangga bilang kepadaku, tomboy. Aku malah bingung apa arti tomboy. Itu tidak penting menurutku. Selama menjadi pelajar, aku selalu menghabiskan masa kecilku dengan bermain, aktif di organisasi. Di sekolah entah mengapa nilaiku juga bagus. Padahal aku tak pernah belajar. Mungkin aku boleh sombong sedikit, mungkin ini yang dinamakan kecerdasan Otakku lumayan bagus.
PANTAI OELANGGA, PERBATASAN BEBALAIN DENGAN BANDU
Bebalain, 13/07/2013. Sekitar dua minggu yang lalu, aku melakukan perjalanan menuju Pantai Oelangga. Namaku Nadia. aku adalah seorang guru di SD Inpres Bandu. Aku adalah salah satu pengajar muda dari Indonesia Mengajar yang ditugaskan di Rote Ndao selama satu tahun.
Aku tinggal di perbukitan Hituk di desa Bebalain tepat di depan SD Inpres Bandu dan di belakang gereja Kalvari Bebalain. Aku baru sebulan disini dengan keluarga angkatku yang keturunan raja Bebalain.
HAMPARAN PERBUKITAN MANUANAK ROTE NDAO
Gerakan Indonesia
Mengajar (GIM) membawaku ke daerah yang mungkin tak pernah aku lihat. Aku
ditempatkan untuk mengajar selama setahun di daerah perbukitan Rote Ndao NTT. Rumahku (bersama hostfam penduduk asli Rote)
berada disamping perbukitan Manuanak. Rumahku diperbukitan Hituk. Di puncak
bukit Hituk, aku bisa melihat hamparan luas perbukitan Manuanak. Bukit Manuanak
bisa sepuluh kali lebih luas dibanding bukit Hituk. Kamu bisa membayangkan
betapa bagus dan indah perbukitan Manuanak ini.
Sunday 7 April 2013
They Call Me 'Nad'
Foto Nur Laili Nahdliyah
Gadis muda ini adalah seorang mahasiswi Perguruan Tinggi Universitas Airlangga Surabaya, Jawa Timur angkatan 2008. Nama panggilannya Nad atau Elly, mahasiswi yang cenderung mandiri. Selama kuliah, gadis yang aktif dalam Pers Mahasiswa, sempat menjadi ketua Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia dewan kota Surabaya dalam dua kali periode kepemimpinan.
Nad mengenal Indonesia Mengajar dari sebuah poster yang tertempel di Papan Informasi di fakultasnya, Fakultas Ilmu Budaya Unair. Seketika dia tertegun dengan misi yayasan ini, yakni memberantas buta huruf anak-anak nusantara. Sejak saat itu, dia putuskan untuk bergabung dan mendaftar menjadi Pengajar Muda Indonesia Mengajar.
Nad berharap, adanya dia di Indonesia Mengajar, mampu memberikan kontribusi untuk perkembangan pendidikan di Nusantara. Sebab maju atau tidaknya suatu Negara ditentukan oleh perkembangan pendidikan di tiap daerahnya.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Indonesia Voluntourism : Jelajah Rote Batch 1 2020
https://www.instagram.com/p/B81JQz7JBKa/?igshid=1mzuudl80hvfp Indonesia Voluntourism Jelajah Rote Syarat: 1. Warga Negara Indonesia...
-
Bebalain, 13/07/2013. Sekitar dua minggu yang lalu, aku melakukan perjalanan menuju Pantai Oelangga. Namaku Nadia. aku adalah seorang...
-
Bebalain 12/07/2013. Dua minggu yang lalu, aku dan teman-teman seperjuangan pengajar muda dari Indonesia Mengajar penempatan di pul...
-
https://www.instagram.com/p/B81JQz7JBKa/?igshid=1mzuudl80hvfp Indonesia Voluntourism Jelajah Rote Syarat: 1. Warga Negara Indonesia...